Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mencari Istri kedua untuk Poligami

Poligami adalah topik menarik dimana mereka selalu hangat di mana saja, bahkan cenderung memanas eskalasinya. Dan secara tidak sengaja pagi ini ada yang berkata, "ternyata mencari istri kedua itu sama sulitnya seperti waktu bujangan mencari istri". Sewaktu masih perjaka, kita mencari calon pendamping bingung milih, nyari di sana tidak cocok, giliran kita cocok, dia tidak cocok. Dan tatkala sudah berkeluarga, berkehidupan sudah di atas rata-rata boleh dibilang mapan, ketika hendak menjalani sunnah rasul untuk menikah lagi ini pun dijumpai banyak kendala.
Jaman sekarang, wanita sudah begitu terkontaminasi oleh sinetron dan jejaring sosial. Sampai-sampai
ada orang berkata, jika hendak mencari pria yang baik, setia, sayang istri dan anak, maka hanya akan dijumpai di sinetron, di dunia nyata pria ganteng hanya terdiri dari dua jenis.. kalau bukan ganteng-ganteng srigala, ya ganteng-ganteng sering gila.

Wanita jaman sekarang kebanyakan sudah tercuci otaknya oleh sajian-sajian yang dipromosikan di televisi, tentang betapa menderitanya hidup dimadu, ketidakadilan suami, dan sebagainya. Sehingga kita jumpai mereka para wanita tersebut anti pati terhadap poligami.
Nah, setelah teknik meluluhkan hati wanita dalam hal ini adalah istri agar mau dipoligami, sudah dibahas pada tulisan bagaimana agar istri mau dimadu. Maka tibalah saatnya kita memilih kandidat wanita yang tepat untuk dijadikan istri kedua.
Tentu saja tidak berbeda dengan kita memilih istri yang pertama atau yang seterusnya. Kita harus ingat bahwa istri adalah universitas bagi anak-anak kita, maka kriteria pertama ialah mereka harus baik ilmu agamanya, lurus akidahnya. Adapun masalah kecantikan, jika sekiranya dari sisi penampilan dia dinilai sudah bisa menumbuhkan rasa tertarik kita, maka cukuplah. Dari sisi harta, apabila keluarganya dari kalangan berada maka itu baik, karena stabilitas ekonomi dalam keluarga itu penting. Dan apabila dia dari kalangan tidak mampu, maka baik juga sehingga kita bisa membuktikan niat kita dalam berpoligami itu tidak hanya mencari kesenangan belaka, akan tetapi dengan pernikahan itu bisa membawa manfaat bagi orang yang membutuhkan.
Wallahu a'lam