Insentif Sebagai ikatan dan Pemikat Rasa memiliki Karyawan terhadap Perusahaan
Suatu ketika di sebuah pertemuan orientasi karyawan baru, saya mendengar ada pertanyaan bagus dari seorang pegawai yang menanyakan sesuatu yang menarik dan mungkin karena tidak pernah dijalankan di perusahaan kami maka topik itu menjadi semakin menggelitik.
Dia bertanya, "Maaf pak, apakah di sini kami dalam bekerja mendapatkan jasa insentif" atau ia berkata "Apakah kami mendapatkan tunjangan?"
Tunjangan.. Mengapa tidak kami fikirkan sebelumnya, padahal sedemikian banyak permasalahan yang ada di perusahaan ini adalah kebanyakan berawal dari tidak adanya sense of belonging rasa memiliki, tidak ada rasa mencintai tempat kami bekerja. Tempat yang menjadi jalan atau sarana kami mengais rejeki.
Demand tunjangan karyawan itu harus disampaikan secara asertif seperti karyawan baru tersebut bertanya kemungkinan apa yang ia bisa dapatkan, karena setiap orang bekerja wajar jika mereka mengharapkan kepastian apa-apa yang menyangkut salary dan fasilitas yang bisa mereka dapatkan.
Sebab tanpa adanya jasa maka, jika banyak pelanggan, karyawan tersebut akan mengeluh karena beban kerja meningkat. Akan tetapi jika saja program jasa atau jasa karyawan diberikan maka dijamin tidak ada keluh kesah maupun capai lelah terdengar dari mereka dikarenakan pekerja itu tahu, bahwa semakin ramai toko / semakin banyak pelanggan maka semakin baik pula upah dan jasa yang akan mereka terima di akhir bulan.
Walhasil berangkat dari pertanyaan pendek nan singkat itu, yang saya jawab asal-asalan karena saya juga pada saat ditanya belum tahu akan ada program jasa, ternyata ide memang seperti batu yang terlempar ke telaga, sekilas hanya bergetar, memancarkan air ke udara lalu batu itu tenggelam dengan gayanya yang terkenal yakni gaya batu ke dasar telaga, tetapi alun gelombang di permukaan air yang ditimbulkan batu itu berjalan sampai ke seluruh sisi telaga.
Seperti sebuah kepakan sayap kupu-kupu yang bisa menjadi taufan di benua yang lain dengan seijin Allah, begitu juga ide, pemikiran yang disampaikan bisa menjadi kenyataan.