Menyikapi Topeng-topeng kebaikan yang ada di sekitar kita
Apakah ucapan, perbuatan, status, tweets tentang kebaikan yang ditampakkan orang-orang di sekitar kita itu hanya sebatas kulit ataukah tulus dari hati nurani mereka? Itu sama sekali bukan urusan kita.
Kita tidak punya kapasitas untuk menghakimi apakah seseorang itu baik beneran, atau hanya berpura-pura. Dan yang paling penting ialah kita tidak ikut bertanggung jawab dengan keihlasan seseorang dalam berbuat baik.
Banyak orang berkeinginan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk kita, karena pada dasarnya kita semua senang dianggap baik. Tetapi ada peran serta syetan dalam hal ini, ketika mereka membisikkan, “ah kamu melakukan ini karena riya (pamer ingin dilihat orang), atau sum’ah (ingin didengar oleh orang lain)”. Lalu setelah setan membisikkan rasa was-was seperti ini mungkin saja banyak orang menjadi lemah semangat untuk berbuat kebaikan.
Lalu bagaimana hendaknya kita bersikap? patutkah kita menjauh dari berbuat baik karena malu, karena khawatir dikatakan riya’?
Jangan hentikan langkahmu dalam kebaikan;
Syaikh Ibnu Utsaimin menasihati kita:
Bisa menjauhkan diri dari perkara seperti ini dengan meminta perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk, terus maju dalam melakukan kebaikan. Jangan menoleh waswas ini yang membuatnya malas melakukan kebaikan. Apabila dia berpaling dari hal ini dan berlindung kepada Allah سبحانه و تعالى dari godaan setan yang terkutuk, niscaya sirnalah hal itu darinya dengan izin Allah سبحانه و تعالى.
semoga bermanfaat